HUT Polri ke-75 Tahun 2021: Kisah Berdarah di Kali Bekasi yang Gegerkan Jepang, Soekarno & Kapolri Soekanto

Peristiwa berbadarah pembantaian serdadu Jepang, digambarkan di diorama Makam Pahlawan Bekasi, Bulak Kapal
BEKASI SELATAN – Hari ini 1 Juli 2021, Kepolisian Indonesia (Polri) merayakan ulang tahun ke-75. Selamet ulang tahun ya Abang-mpok polisi kita yang gagah perkasa sebagai Bhayangkara negara.
Terkait Polisi, Bekasi punya kisah hebat di bulan Oktober 1945. Kisah yang membuat Kepala Polisi RI saat itu Kapolri RS Soekanto serta Presiden Soekarno harus datang ke Bekasi dan memperhatikan wilayah di bagian timur Ibukota republik ini.
Kejadian persisnya pada 19 Oktober 1945. Hari itu, serangkaian kereta khusus datang menuju Bandung membawa 90 tawanan serdadu Jepang yang kalah perang dan akan dipulangkan ke negaranya via lapangan udara Kalijati-Subang.
Namun Tentara Rakyat di Bekasi tak menggubris adanya izin jalan untuk kereta ini. Kereta tersebut lalu diberhentikan di rel buntu persis di mulut kali Bekasi. Atau hanya beberapa ratus meter sebelum Stasiun Bekasi.
Baca Juga: Akhir Pekan Lagi, Nyok Sambangin Curug Parigi, Air Terjun Berjuluk Niagara Mini di Bekasi
Sejarawan Bekasi Ali Anwar dengan jelas menceritakan peristiwa itu dalam buku KH. Noeralie: Kemandirian Ulama Pejuang.
Dijelaskan, peristiwa cukup mencekam saat kereta diberhentikan. Wakil Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Letnan Dua Zakaria Burhanuddin yang seharusnya mengamankan wilayah paska kemerdekaan, malah menyerbu masuk gerbong setelah meletus senapan dari dalam gerbong.
Para serdadu Jepang ini ditawan. Hanya dalam beberapa jam, mereka dieksekusi di pinggir kali Bekasi. Disembelih kepalanya dan mayatnya dibuang ke kali yang membuat air kali memerah karena darah serdadu.
Tak ayal, perustiwa berdarah ini membuat Panglima Tentara Jepang di Jakarta, Laksamana Muda Maeda marah besar.
Baca Juga: TOP 9 Rumah Makan Betawi di Bekasi
Nah, Kepala Djawatan Kepolisian Negara (DKN) Komisaris Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo ditugaskan Presiden untuk melobi dan mengademkan si Laksamana. Akhirnya persoalan selesai dengan banyak catatan agar tak terulang lagi.
Tahun 1973, RS Soekanto menjelaskan soal pembantaian serdadu Jepang ini. Kala itu, Bekasi merupakan daerah yang belum sepenuhnya tunduk kepada hukum pemerintah RI.
Baca Juga: Foto Selfie Makin Keceh Dengan Latar Belakang Destinasi Ngetop di Bekasi
Sebagai bentuk tanggungjawab terhadap insiden tersebut, pada 25 Oktober 1945, Presiden Sukarno berkunjung ke Bekasi. Di depan rakyat Bekasi, ia memohon agar rakyat menaati setiap perintah yang datang dari Pemerintah RI. Presiden melarang keras para pejuang untuk melakukan lagi upaya-upaya pencegatan kereta api.
Untuk mengingat peristiwa besar ini, dibangun Monumen Kali Bekasi, persis di lokasi pembantaian. Demikian sepenggal kisah Kepala Polisi di Bekasi di zaman revolusi. Selamat HUT ke-75 Polri.